plastik dan kaleng bukan milik ranu kumbolo !!!

.
.
PLASTIK DAN KALENG BUKAN MILIK RANU KUMBOLO !!!
.
Ranu Kumbolo, 2.390 mdpl, 29 Oktober 2006, 16.05WIB, 11 °C.
Dirikan tenda agar tidak terlihat seperti gelandangan, nyalakan teplok agar tidak membakar kayu, masaklah bersama agar dapat makan bersama, galilah lobang agar boker tidak sembarangan dan tutup kembali, sediakan tempat sampah agar sampah tidak berserakan, duduklah dengan tenang agar jaket tidak terbakar dan ber-do’a-lah sebelum tidur agar bulu - bulu tidak copot dan bertaburan.
.
Jika harus mengartikan, kita semua setuju, bahwa nilai murni dari perjalanan ini adalah tempaan, didikkan, pemberdayaan, serta ujian terhadap kita, apakah kita berhasil atau gagal ? Hanya nilai murni yang kita rasakan secara pribadi-lah yang dapat menjawabnya. Terlepas dari kerjasama tim yang solid serta keberhasilan tim yang maksimal, setiap individu dari kita harus merasakan hubungan kita masing-masing dengan alam yang selama ini selalu ramah terhadap kita.
.
Tidak ada lagi tiga tenda untuk tiga kasta, kuning: Surya, Teddy dan Ulfa, Kuning/Merah: Gaple, Fai dan Rangga, Biru: Paktua dan bebeknya, Apa yang terjadi dengan Kiting ? Menjelma menjadi seorang bebek.
.
Aku rasa suhu tadi malam berkisar antara dua sampai tiga derajat, Akurasa dibawah nol, dasar Patua boker nggak pake perasaan, sayang matahari terbitnya agak ke kanan, tadi malam ada yang lewat disekitar tenda kita !, siapa ya ?, ngapain ya ?, akhirnya jadi juga Kiting menjahit jaketnya, Teddy tadi malam kurang fit, untung Surya merelakan sleeping bag-nya untuk Teddy, cinta sejati akan diuji di Tanjakan Cinta itu, mungkin sebagian logistik akan kita tanam dan sebagainya, merupakan pembicaraan yang membuka lembaran pagi tanggal 30 Oktober 2006 di Ranu Kumbolo yang masih tertutup embun. Pagi itu sedikitnya berdiri kokoh limabelas tenda berwarna-warni, sedikitnya limapuluh orang berkeliaran di lembah tersebut, hampir semuanya mengaku “Pecinta Alam”, kelihatannya kita memang “Pecinta Alam”, kelihatannya kita menikmati pagi yang segar di Ranu Kumbolo, Apakah Ranu Kumbolo menikmati kedatangan kita ? Apakah sampah yang berserakan merupakan pembuktian bahwa kita “Pecinta Alam” ?, Apakah plastik dan kaleng milik Ranu Kumbolo ?
.
Seluruh tetek-bengek tersebut diatas akhirnya ditutup oleh sarapan yang kesiangan pada pukul 11.30WIB.
.
Uye… Ujo, Surya – Ulfa – Pai – Rangga – Kiting – Teddy dan Gaple – Patua, merupakan formasi hasil seleksi alam bergerak menuju dan menikmati Tanjakan Cinta yang berada disisi barat Ranu Kumbolo tepat satu setengah jam setelah sarapan dan packing. Apakah yang ada di balik Tanjakan tersebut ? Nikmati saja tanjakannya, siapa tau anda beruntung.
.
~
.
.